Layanan Referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus melayankan/menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai/pengunjung perpustakaan [1].Layanan referensi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang disediakan bagi pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya [2].. Suatu kegiatan pelayanan untuk membantu para pemakai pengunjung perpustakaan menemukan informasi dengan cara: Menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai/pengunjung perpustakaan dan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi;Memberi bimbingan untuk menemukan koleksi referensi dan mencari informasi yang dibutuhkan; Memberi bimbingan kepada para pemakai tentang penggunaan bahan pustaka koleksi referensi.[2] Menurut William A. Katz mengatakan bahwa fokus dari layanan referensi adalah pada pemberian jawaban atas pertanyaan referensi atau pencarian informasi.[3]
Berdasarka uraian diatas dapat dirumuskan bahwa layanan referensi mempunyai tujuan, fungsi dan penunjang, sebagai berikut:
Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi.[3]
Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan pustaka yang tepat sesuai dengan minat pengguna.[3] dan bagaimana pula cara menggunakannya untuk menemukan informasi.[4]
Memberikan pengarahan dan bantuan pada pengguna mengenai cara menggunakan perpustakaan maupun koleksi referensi.[3]
Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara memili/menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber referensi yang berdaya guna maksimal.[4]
Untuk dapat mencapai tujuan dan berfungsi, suatu Unit Pelayanan Referensi di perpustakaan perlu ditunjang:
Menurut Bopp (1991), ada 3 jenis layanan referensi dasar (pokok) yang pada teorinya digolongkan secara terpisah, tetapi pada praktiknya terkadang dilakukan secara bersama-sama.[5]
Ketiga jenis layanan referensi tersebut adalah layanan informasi, yang dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna sesuai kebutuhan informasi mereka mulai dari informasi yang sangat sederhana sampai dengan informasi yang sangat kompleks, melayani kebutuhan informasi pengguna dengan cara melakukan kerjasama, silang layanan dan lain-lain.[5] Jenis layanan informasi yang diberikan meliputi:
Menurut [Lancaster] dan [Sandore] 1997 peran perpustakaan di bidang pendidikan dan pelatihan pada prinsipnya mengajarkan 2 keahlian, yaitu kemampuan untuk memperoleh informasi yang relevan dan kemampuan untuk menyeleksi/mengevaluasi isi informasi.[5] Kemampuan penelusuran informasi pada perpustakaan tradisional meliputi pengetahuan penggunaan katalog, skema [klasifikasi], indexing dan abstracting dan lain-lain, sedang pada era perpustakaan digital, pengguna memiliki kebutuhan untuk dapat menggunakan sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan baik manual maupun online, serta dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk menelusur informasi.[5] Kemampuan menyeleksi/mengevaluasi koleksi sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan.[5] Kemampuan ini menjadi sangat penting dimiliki oleh pengguna di era informasi seperti saat ini, karena membanjirnya jumlah maupun jenis informasi yang dapat diakses yang tidak semuanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.[5] Kemampuan kedua yang ingin dicapai ini juga mencakup pembelajaran tentang materi-materi yang mengajarkan masyarakat untuk menjadi melek informasi, yaitu masyarakat yang menggunakan informasi (tepercaya) sebagai sarana untuk mengatasi/memecahkan masalah yang dihadapi.[5] Menurut Bopp (1991) Beberapa jenis pembelajaran berdasarkan metodenya dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran secara perorangan (one to one instruction) membantu pengguna untuk mengetahui dan menggunakan koleksi Perpustakaan secara perorangan sudah biasa dilakukan di Perpustakaan.[5] Dan ini juga merupakan interaksi yang biasa terjadi antara pustakawan referensi dengan pengguna, membantu pengguna yang pertama kali berkunjung ke Perpustakaan, membantu menggunakan katalog atau koleksi Perpustakaan.[5]
Untuk menunjang tujuan dan fungsi layanan referensi, diperlukan:
Menurut Bopp (1991), ada 3 jenis layanan referensi dasar (pokok) yang pada teorinya digolongkan secara terpisah, tetapi pada praktiknya terkadang dilakukan secara bersama-sama. Ketiga jenis layanan referensi tersebut adalah
yaitu memberikan petunjuk dan pengajaran kepada pengguna untuk dapat menemukan letak informasi(locate information) yang dibutuhkan secara mandiri atau membantu pengguna untuk memilih dan menggunakan alat-alat bantu (reference tools) yang ada seperti menggunakan koleksi referensi, menggunakan katalog, menggunakan database online, internet, dll.
Berdasarkan UU No.43 Tahun 2007 pasal 14 tentang layanan perpustakaan menyebutkan:
memenuhi kebutuhan pemustaka.
Ciri layanan referensi menurut Soejono Trimo yakni pemberian bantuan secara langsung dan bersifat personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang dilayaninya yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan-keterangan tertentu.[3] Salah satu kegiatan pokok Perpustakaan khusus melayankan/ menyajikan koleksi referensi (sumber referensi) kepada pemakai/pengunjung perpustakaan.[4] Ciri dalam buku referensi, informasi yang berupa kata, topik atau subyek dirancang berdasarkan suatu susunan tertentu, sehingga buku tersebut tidak perlu dibaca mulai dari halaman pertama.[1] Topik-topik dalam buku referens dapat disusun menurut urutan: waktu (kronologis), abjad subyek, abjad wilayah (geographic) atau kombinasinya.[1]
Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan referensi sehari-hari sumber-sumber referens yang sering digunakan sebagai rujukan adalah
Bimbingan lebih kearah memberikan petunjuk secara langsung, melakukan pemdampingan kepadayang dibimbing, berbeda dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan proses belajar, mengajarkan tentang sebuah ilmu atau sistem.[5]
Program pengenalan dan tur Perpustakaan (orientation program dan library tour) Program ini sangat penting bagi para pengguna baru agar mereka dapat mengetahui dan belajar mengenai fasilitas dan sarana penting di perpustakaan, dan ketika mereka menghadapi kesulitan mereka mengetahui ada pustakawan referensi yang siap membantu menemukan kebutuhan informasi mereka.[5]
yaitu memberikan petunjuk dan pengajaran kepada pengguna untuk dapat menemukan letak informasi(locate information) yang dibutuhkan secara mandiri atau membantu pengguna untuk memilih dan menggunakan alat-alat bantu (reference tools) yang ada seperti menggunakan [koleksi referensi], menggunakan [katalog], menggunakan [database] [online], [internet], dll.[5] Peran baru sebagai pendidik juga membawa perubahan pada pustakawan yang tidak lagi sebagai pengumpul informasi dan menyediakannya bagi pengguna tetapi pustakawan juga perlu mengadakan pelatihan, orientasi dan secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan menumbuhkan masyarakat yang melek informasi.[5]
Keberagaman jenis informasi yang dapat diperoleh baik dari media cetak maupun online memberikan pilihan yang luas terhadap informasi yang dibutuhkan.[5] Keterbatasan waktu dari para pengguna informasi, khususnya para praktisi dan pengusaha memberi peluang bagi para pustakaan untuk menyediakan layanan paket informasi yang telah diolah atau dikemas ulang sesuai dengan kebutuhan pemesan.[5]
Menyediakan layanan informasi terpilih yang diolah dan disajikan kepada pengguna sesuai dengan bidang ilmu/minat masing-masing.[5] contoh: Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, pustakawan dapat menyediakan informasi terbaru dan terpilih untuk tiap-tiap jurusan sehingga para dosen dapat mengikuti perkembangan informasi terbaru yang tersedia di Perpustakaan.[5] #Layanan Database (database searches)
Layanan referensi juga mencakup layanan database, baik database yang tersedia dalam bentuk CD-ROM maupun online.[5] Layanan ini tercakup dalam layanan referensi karena ketika pengguna ingin mencari informasi tertentu dari database, dibutuhkan seorang pustakawan yang dapat menjelaskan cara penggunaan database, hierarki subyek, cakupan sebuah subyek, dan dapat memberikan alternatif judul lain jika yang dibutuhkan pengguna tidak ditemukan pada database yang dimiliki.[5]
layanan mas dani ronadi
Salah satu bentuk layanan informasi adalah mengadakan hubungan dan kerjasama dengan perpustakaan/pusat informasi lain dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.[5] Kerjasama dapat dilakukan secara formal berupa konsorsium, forum perpustakaan maupun kerjasama non formal, sehingga ketika kebutuhan pengguna tidak dapat dilayani di perpustakaan sendiri, pustakawan referensi dapat mencarikan dari perpustakaan lain yang bekerjasama[5]
Pustakawan referensi harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang ada di luar perpustakaannya untuk memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya.[5] Pustakawan harus dapat melokalisir keberadaan informasi tertentu yang dibutuhkan pengguna.[5] Dalam hal ini, fungsi layanan adalah menjembatani pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya dari luar Perpustakaan dan mempertemukannya.[5]
Dalam bentuk ini perpustakaan boleh meminjam dan meminjamkan koleksinya ke perpustakaan lain.[6] Dalam hal ini, peminjaman dilakukan oleh perpustakaan serta atas nama perpustakaan.[6] Dengan demikian, Anggota perpustakaan A bila ingin meminjam buku dari perpustakaan B maka anggota tersebut harus melakukannya melalui perpustakaan A.[6] Jadi Anggota tidak boleh berhubungan langsaung dengan perpustakaan lain.[6]
Selain pertanyaan yang dapat dijawab secara mudah dan cepat, layanan referensi juga menerima pertanyaan-pertanyaan yang kompleks untuk keperluan penelitian, dan untuk memperoleh jawabannya, pustakawan harus melakukan penelusuran informasi terlebih dahulu.[5]